Minggu, 21 Juli 2013

SOSIALISASI PROGRAM BUDAYA DAN TARAWIH KANWIL DJKN KALBAR

SOSIALISASI PMK 127/2013 DAN TARAWIH DI KANWIL DJKN KALBAR

Beberapa hari yang lalu tepatnya kamis, 18 Juli 2013, hari ke sembilan bulan ramadhan 1434 Hijriah, Seluruh jajaran Kanwil DJKN Kalimantan Barat (Kalbar), melaksanakan acara Sosialisasi yang sekaligus melakukan kegiatan buka puasa bersama yang dilanjutkan sholat taraweh. Kejadian ini patut saya tulis dalam blog ini karena kegiatan seperti ini merupakan yang pertama kali dilakukan di Gedung Kanwil DJKN Kalimantan Barat yang beberapa waktu tepatnya Selasa, 23 April 2013 diresmikan oleh Bapak Hadiyanto Direktur Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan.

Acara buka puasa dan sholat tarawih hari kamis itu adalah merupakan ide Bapak Anugrah Komara selaku Kakanwil DJKN Kalbar, sebagai sarana ibadah sekaligus silaturahim keluarga besar DJKN Kalbar, kata beliau di sela-sela rapat berkaitan dengan acara presentasi pejabat yang telah melakukan pendidikan peningkatan mutu SDM beberapa waktu yang lalu.
Pada awalnya acara hari kamis adalah presentasi terkait sosialisasi Keputusan Menteri Keuangan Nomor 127/KMK.01/2013 tentang Program Budaya di Kementerian Keuangan yang disampaikan Bapak Sugeng Aprito Lestariadi Kabid Kepatuhan Internal, Hukum dan Informasi Kanwil DJKN Kalbar. Sesi kedua merupakan presentasi terkait Manajemen Risiko disampaikan oleh Ibu Lucy C. Sinaga beserta stafnya.

Sepertinya sosialisasi ini penting bagi peningkatan kinerja kantor sehingga peserta dapat bertahan dari jam 1 siang sampai sore, maklum pelaksanannya bertepatan bulan Ramadhan kemungkinan sepi bisa terjadi, tetapi sepertinya tidak bagi staf Kanwil DJKN Kalbar, mereka antusias mendengar sampai akhir acara, karena juga akan dilanjutkan dengan acara berbuka puasa bersama bagi yang menjalankannya dan sekaligus melaksanakan sholat tarawih bersama (“atau mungkin ini merupakan suatu daya tarik antusias peserta”).

Acara kegiatan dihadiri oleh pejabat dan staf dilingkungan Kanwil DJKN Kalbar termasuk KPKNL Pontianak dan KPKNL Singkawang. Menjelang pukul 17.30 pak Anugrah Komara selaku Kakanwil memberikan arahan pentingnya Program Budaya di Kementerian Keuangan agar dapat dilaksanakan di lingkungan Kanwil DJKN Kalbar, secara serentak dan dimulai pelaksanaannya dengan prioritas yang utama dalam memberikan pelayanan sekaligus peningkatan kinerja kantor.

Tak terasa adzan maghrib berkumandang.... peserta sosialisasi yang beragama Islam berbuka puasa bersama dengan yang tidak berpuasa, itulah salah satu keindahan silaturahim bulan Ramadhan. Satu persatu hidangan mulai berkurang dari meja besar maklum telah disantap peserta sosialisasi.
Selagi beberapa staf asyik menikmati manisnya kolak.. terdengar adzan memanggil untuk sholat maghrib bersama, suara merdu yang membuat peserta segera masuk ke aula yang semula tempat acara sosialisasi telah berubah menjadi tempat sholat berjamaah.
Awalnya dikira yang menyeru adzan adalah staf Kanwil tetapi ternyata adalah suara merdu dari pak Samsudin Kepala KPKNL Pontianak... duh terharunya melihat beliau begitu fasih mengumandangkan adzan  dan iqomah sebagai tanda dimulainya sholat maghrib yang diimami oleh pak Nanda sapaan akrab pak Widya Sananda Kepala Bidang Lelang Kanwil DJKN Kalbar.

Setelah maghrib pesertapun makan malam bersama, disaat itulah penulis melihat ada sesuatu yang berbeda dalam acara hari ini, di sela waktu menunggu isya dan tarawih terjadilah perbincangan rohani di lobby lantai III Kanwil, karena seperti biasa pak Samsudin Kepala KPKNL Pontianak yang duduk berdampingan dengan pak Anugrah memulai perbincangan diskusi mengenai sholat tarawih dan lainnya, yang tampak berbeda adalah adanya pak Ismu Bintoro Kabid PKN dan pak Sugeng Kabid KI dan HI yang non muslim turut mendengarkan dengan sesekali tersenyum melihat diskusi rohani tersebut.

“Saya mau dengar pendapat bapak-bapak terkait sholat tarawih, sebenarnya berapa rakaat yang sebaiknya dilakukan...” entah bertanya atau menguji kemampuan rekan-rekan mengenai pemahaman shalat taraweh atau sekedar pengisi pembicaraan, tapi itulah gaya pak Samsudin yang selalu terbuka dalam mengutarakan sesuatu dan juga untuk memulai sesuatu diskusi yang dapat menarik minat pendengarnya.

“Dua rakaat-dua rakaat pak” jawab pak Jarwo Kepala KPKNL Singkawang dengan semangat.
“Alasannya bahwa shalat sunnah biasanya dilakukan masing-masing 2 rakaat”lanjut beliau yang diamini oleh beberapa orang termasuk pak Sarifudin Salya dan juga Rohadi yang duduk diapit pak Ismu dan pak Sugeng yang selalu tersenyum.
“Rakaatnya 20 tarawih dan 3 rakaat witir, seperti di Makkah pak...” seru peserta lainnya menambahkan diskusi yang dilontarkan pak Samsudin.
“Bisa empat rakaat dan witir langsung tiga pak, jumlahnya 11 rakaat termasuk witir..” jawab pak Basri Kepala Seksi PKN I Kanwil DJKN Kalbar.
Dalam hati saya mungkin karena tadi waktu sholat subuh di Masjid Mujahidin bertemu saya yang bermakmum bersebelahan dan malam sebelumnya sholat tarawih dan witir disana dilaksanakan 11 rakaat.
“Pak sepertinya kita akan punya banyak da’i di Kanwil..”kata saya berbisik kepada pak Kanwil yang duduk didekat saya, beliau hanya tersenyum melihat semangat para pejabat di lingkungan Kanwil DJKN kalbar berdiskusi rohani, sepertinya menandakan betapa seriusnya mereka melaksanakan ibadah ramadhan.

“Sholat tarawih itu sunnah atau wajib di bulan Ramadhan...” diskusi baru lagi dilontarkan pak Samsudin, memang beliau piawai dalam hal melontarkan suatu ide pertanyaan, itulah kehebatan “pak haji” sebutan yang kadangkala diberikan kepada pak Samsudin, maklum beliau pernah berkunjung ke Makkah.
“sunnah tapi wajib pak...”jawaban peserta diskusi kepada pak Samsudin.
“maksudnya sunnah tapi wajib itu seperti apa sih...”kata pak Samsudin dengan senyum khasnya.
“sunnah yaitu dikerjakan berpahala dan ditinggalkan tidak apa-apa tapi kalau tarawih selama bulan Ramadhan bisa jadi wajib untuk melengkapi ibadah puasa dan sholatnya..”kata peserta lainnya.
Dalam hati saya mungkin maksudnya adalah sunnah mu’akad yaitu kegiatan yang sunnah tetapi mendekati wajib, dan pahalanya bisa dipersamakan dengan yang wajib dilaksanakan oleh umat muslim, karena sebagian besar ulama menyatakan bahwa sholat tarawih merupakan sunnah mu’akad..

Perbincangan diskusi semakin seru, pak Samsudin pun tak kahabisan ide agar diskusi semakin hangat.
“Pandangan bapak semuanya tentang sholat tarawih bisa diterima, dan kita belum dengar lagi pendapat pak Nanda..”kata pak Samsudin yang bertambah semangat dengan adanya beberapa pandangan mengenai sholat tarawih, tapi itulah jawaban yang bijaksana menurut saya, karena terkait ibadah sholat semuanya adalah kembali kepada Allah Azza wa Jalla.
“Kalau saya nanti sajalah pak... waktunya sudah hampir isya..” jawab pak Nanda.
“Baik kita isya dulu, diskusi dilanjutkan lain kali..” pak Anugrah berkata dan bangkit dari duduknya untuk mengambil air wudlu. Kalau sudah ada instruksi pak Kanwil siapa yang berani menolak, peserta diskusi kecilpun bubar untuk menyegerakan berwudlu guna sholat berjamaah.

Tak lama panggilan sholatpun berkumandang, “hayya ‘alas shalah....” sekali lagi terdengar suara merdu pak Samsudin, walaupun sebagai Kepala Kantor ia masih mau melantunkan panggilan sholat.
Sebelum sholat isya berjamaah yang dilanjutkan dengan sholat tarawih, pak Widya Sananda atau pak Nanda selaku imam menyempatkan memberitahukan kepada makmum, bahwa nanti sholat tarawih yang akan dilaksanakan adalah 4 rakaat dan 4 rakaat dengan masing-masing satu kali salam, dan sholat witir 3 rakaat dengan satu kali salam, dengan alasan sebagaimana bunyi salah satu hadits yang disampaikan oleh isteri RasulAllah Aisyah radhiyallahu ‘anha yang melihat nabi melaksanakan shalat seperti itu. (mengenai hadits tarawih akan dijelaskan dalam tulisan tersendiri..red).

Setelah pembacaan do’a selesai shoalat isya, terdengar suara salah seorang jamaah shalat mengumandangkan penyeru sholat tarawih, “Assholat tarawih jami’ah rohimakumUllah...” sayapun melirik siapa penyerunya, rupanya pak Jarwo Kepala KPKNL Singkawang yang bersuara..
Kamipun mulai melaksanakan sholat tarawih bersama, setelah rakaat terakhir, pak Jarwopun menyeru untuk sholat witir...
Terasa memang berbeda sholat berjamaah kali ini, saya terharu mendengarnya disaat 2 orang Kepala KPKNL mau bertindak selaku penyeru pelaksanaan sholat.
“Bapak bersyukur, pelaksanaan sholat berjamaah dengan lancar dan baik, terlebih lagi dengan 2 Kepala KPKNL yang bertindak sebagai penyeru sholat...” kata saya.
“AlhamdulIllah.. Terimakasih pak...” jawab beliau disertai senyum khasnya..
Semoga Allah senantiasa melimpahkan hidayahNya kepada Bapak Anugrah Komara selaku Kakanwil dan segenap staf di lingkungan Kantor Wilayah DJKN Kalimantan Barat, Amin.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar